Selasa, 03 Desember 2013

Efisiensi produksi atau bencana?

Perusahaan dalam menghasilkan produksi biasanya akan berfikir "efisiensi", artinya memaksimalkan hasil yang diproduksi supaya limbahnya tidak terlalu banyak terbuang. Padahal dari sisi efektifitas dan efisiensi cost, tindakan tersebut justru akan banyak merugikan perusahaan tersebut. Berapa banyak pabrik yang terbakar? Efisiensi yang salah kaprah justru bisa sebabkan hal negatif. Mengapa demikian?


Dampak Efisiensi (manajemen perusahaan di atas).

Dalam pengelolaan limbah produksi, biasanya perusahaan tersebut tanpa disadari akan melakukan banyak hal negatif daripada hal positifnya, antara lain:
1. memakai tenaga kerja produksi bukan untuk mencapai target produksi, malah sebaliknya: cost tenaga kerja makin tinggi;
2. tenaga kerja yang terbatas akan menghambat produksi mencapai target;
3. target produksi tidak tercapai;
4. mesin-mesin digunakan tidak pada fungsional produksi malah untuk pengelolaan limbah, sehingga recovery kerusakkan mesin makin sering terjadi;
5. masuknya kembali limbah produksi ke area produksi yang awalnya bertujuan untuk efisiensi dan dikelola kembali, malah sebaliknya akan menambah kotor area produksi, area menjadi tidak safety dan dapat mengakibatkan kebakaran;
6. limbah yang menumpuk juga akan mengakibatkan kebakaran.


Terbukti, bagaimana manajemen yang semula berfikir efisiensi malah bencana yang didapat. Kecerobohan manajemen yang menganggap sepele masalah limbah, dan selalu mencurigai bawahan berakibat fatal, harus dibayar mahal. Atau hanya akal-akalan manajemen untuk mendapatkan asuransi ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar